Seorang murid yang tertolak

Selasa, 25 Januari 2022 1 komentar
Ekalaya berlatih bersama patung dorna
(wikipedia) 


Di kerajaan astina pura terdapat seorang guru yang sangat cerdas namanya resi dorna, mungkin kalo jaman sekarang gelarnya udah profesor pertahanan negara, dan pangkatnya bintang empat. 

Resi dorna ini melatih anak-anak kurawa dan pandawa supaya menjadi ksatria yang sukses, dan benar, murid-muridnya jagoan semua nantinya, liat aja di perang bharatayuda, baik kurawa maupun pandawa saling menunjukkan kesaktiannya hingga memakan banyak korban kayak di film captain amerika civil war. 

Nah, di perang bharatayuda ini, resi dorna juga ikut perang di pihak kurawa. Pusing nggak tuh pihak pandawa, lawan gurunya sendiri. Namanya guru vs murid tentu ga imbang lah, sampai-sampai pihak pandawa akhirnya memakai tipu muslihat untuk mengalahkannya. 

Ya itulah sedikit gambaran tentang kesaktian resi dorna. 

Oke kembali ke resi dorna yang melatih anak-anak astina. 

Namanya maha guru tentunya namanya famous banget dong ya, sampai terkenal di seluruh pelosok negeri, dan sampai juga ke telinga seorang pemuda yang bernama bambang ekalaya. 

Nah si ekalaya ini pengen banget berlatih sama si dorna, pengen jadi kesatria dengan spesialis senjata panah. Ya kalo diibaratkan sih mirip seorang anak SSB yang pingin coaching clinic sama cristiano ronaldo lah. 

Nah karena tekanya sangat kuat berangkatlah si ekalaya ini ke padepokan dorna. Wuihh berani banget nih anak, nemuin maha guru lho, pasti protokolernya susah. 

Lha wong mahasiswa aja nemunin dekan susahnya minta ampun, ni malah mau nemuin ketua LIPI, ibaratnya gitu sih. 

Oke, singkatnya katanya si ekalaya berhasil nemuin si dorna, dan menghaturkan niatnya supaya di terima di padepokannya, dan langsung ditolak, gila langsung ditolak cuy, nggak di wawawancara dulu atau di psikotes hehe. 

Alasannya karena si dorna ini sudah terikat kontrak dengan anak-anak astina bahwa dia hanya akan melatih mereka, sedangkan si ekalaya ini bukan berasal dari astina. Bussset dah kayak zonasi sekolah aja wkwk. 

Namun rupa-rupanya alasan menolak ekalaya bukan itu sih, 

Ya karena si ekalaya ini beda kasta dengan anak-anak astina, yang bapaknya raja, sedangkan si ekalaya ini enggak, namun sebenarnya si ekalaya ini juga bukan anak miskin-miskin banget sih, bapaknya kepala suku, ya.. Tapi tetep aja sih anak kepala suku vs anak raja ya masih menang pamor anak raja lah, ibarat anak presiden vs anak lurah. 

Alasan yang kedua karena si dorna ini punya anak emas yang bernama arjuna, spesialis panah lagi, mirip dengan ekalaya. Kalau dorna nerima ekalaya si arjuna kegeser dong. 

Oke, gagal nih ekalaya jadi murid di padepokan dorna, eh dia ga langsung pulang, terus nyusun rencana buat mendaftar di padepokan pilihan kedua. 

Tapi dia menetap di hutan dekat padepokannya dorna, buka lahan gitu, terus bikin patung yang mirip dorna, dan latihan memanah disitu

Dia menganggap patung itu sosok dorna, jadi setiap mau latihan dia minta doa restu dulu, seusai latihan juga laporan hasil latihannya, ya mirip spirit doll versi maha guru lah. 

Intinya sih, si ekalaya ini belajar OTODIDAK. 

Lambat laun kemampuan ekalaya ini semakin berkembang. 

Suatu ketika anak-anak pandawa lagi jalan-jalan keluar padepokan di malam hari, mereka lihat anjig yang menggonggong, lalu cleeepp.. Tiba-tiba anak panah nembus ke badan si anjing. 

Kaget dong anak-anak pandawa terutama arjuna yang punya spesialis panah, karena materi palajaran resi dorna belum sampe ke materi memanah di malam hari. 

'siapa orang yang memanah? Darimana dia belajar?' bukankah resi dorna adalah pengajar terbaik di negeri ini?' batin arjuna. 

Belum sampai arjuna selesai berpikir, tiba-tiba muncul ekalaya sambil menenteng busur panah

"eh maaf temen-temen kalau bikin kaget, makluk saya baru sempet berburu malem ini'' kata ekalaya

'loh jadi kamu yang memanah anjing ini dalam kegelapan?, siapa yang ngajarin?' tanya arjuna

'iya betul, saya yang memanah, oh ya perkenalkan nama saya bambang ekalaya, muridnya mahaguru resi dorna'. 

LAAAHH... pada kaget dong anak-anak pandawa mengetahui bahwa resi dorna punya murid di luar mereka dan kurawa, dan yang paling gak terima tentu saja si arjuna, sang anak emas. Langsung deh dia nyamperin gurunya ke padepokan untuk klarifikasi. 

'guru katanya kau menjadikan aku anak nomor satu, kok ada anak lain yang kau ajar menjadi pemanah?' tanya arjuna. 

'ya nggak mungkin lah, aku kan sudah terikat kontrak dengan astina' ujar dorna. 

Arjuna pun menceritakan pengalamannya bertemu ekalaya malam itu. 

'hmm.. Okedeh coba panggil anak itu' perintah dorna. 

Singkat katanya, ekalaya berhasil ditemukan dengan dorna. 

Begitu ketemu dorna, langsung deh si ekalaya sujud hormat, ya iyalah sama patungnya aja dia hormat, apalagi pas ketemu aslinya. 

'loh, inikan pemuda yang beberapa tahun lalu saya tolak, kok dia ngaku-ngaku aku sebagai gurunya' batin dorna. 

'hai anak muda, kok berani-beraninya anda membuat hoax, ngaku-ngaku aku gurumu, maksudmu tu apa?' tanya dorna

'eh.. Sebetulnya begini maha guru...........' ekalayapun menceritakan pengalamannya berlatih bersama patung dorna. 

'hmmm.. Ini ga bisa dibiarkan nih' batin dorna. 

Ada 2 hal dalam pemikiran dorna, pertama di tersinggung di aku-aku melatih anak kelas bawah, dan yang kedua dia tak ingin arjuna punya saingan di spesialis panah. Maka ia pun merancang tipu muslihat. 

'begini anak muda, saya salut melihat kegigihanmu, maka kau akan ku angkat sebagai muridku' ujar dorna

'serius guru? Terima kasih' kata ekalaya sambil terharu

'Eit's tapi ada syaratnya' kata dorna 

'apa itu guru?' tanya ekalaya

'berikan cincin mustika ampal sebagai bentuk persembahan kepadaku' kata dorna 

'wah itu sih gampang, siap guru' kata ekalaya

FYI: si ekalaya ini punya pusaka mustika ampal, berbentuk cincin, yang membuatnya bertambah kekuatan, namun ternyata cincin ini tak bisa langsung dilepas seperti cincin nikah kalau digadaikan. 

Cincin ini menyatu dengan tubuhnya, susah banget dilepas, eh bukan susah ding, tapi nggak mungkin. 

Oya, darimana resi dorna tahu kalau ekalaya punya pusaka itu, ya karena dia maha guru gitu lho, tau apa-apa hehehe. 

Melihat ekalaya yang kesulitan melepas cincinnya, dorna langsung nyeletuk 'potong aja tuh jarimu, susah banget sih jadi orang' 

'Haaa.. potong?!! yaudah deh' batin ekalaya. 

Meskipun berat baginya untuk memotong jarinya, ekalaya tetap melakukannya, karena selain sikap hormatnya kepada dorna, dia juga berprinsip bahwa murid haruslah memiliki sifat yang tunduk dan setia kepada gurunya. 

'ini guru' kata ekalaya sambil menyerahkan cincin mustika ampal dengan tangan yang berdarah-darah. 

'baik, oya satu lagi, aku ada murid yang juga pemanah, hadapi dia sebagai tes praktek buat masuk padepokanku' kata dorna

'arjuna hadapi dia' perintah dorna

Wuahh arjuna yang kemarin agak gak terima karena merasa tersaingi, langsung nerima dong. 

Tapi ternyata pertarungan terjadi dengan tidak seimbang, ekalaya yang tangannya kepotong jarinya nggak bisa pegang panah dengan baik, selain itu ketika cincin mustika ampal diambil, kekuatannya jauh berkurang, akhirnya kalahlah ekalaya di tangan arjuna. 

Yang namanya peran tanding panah, tentu yang kalah mati dong, begitu pun dengan ekalaya. 

Tapi dalam sakaratul mautnya, ekalaya sadar bahwa dia ternyata sudah dicurangi dorna, dan merasa bahwa sikap hormat dan pengorbannnya menjadi sia-sia. 

Alhasil ekalayapun bersumpah, bahwa dia akan membunuh resi dorna suatu saat nanti. 

Dan ternyata benar, di perang bharatayuda roh ekalaya merasuk ke tubuh drestajumena, orang yang membunuh resi dorna. 

Yap. Itulah cerita tentang bambang ekalaya sang murid yang tertolak, dan juga terkhianati. 

Cerita ini kalau di jagad pewayangan jawa judulnya 'palguna-palgunadi' 

Karena nama lain arjuna adalah palguna, sedangkan ekalaya adalah palgunadi

Bagi temen-temen yang mau cari versi propernya silahkan googling sendiri ya, kalau yang versi saya kan gaya bahasanya agak guyonan hehe. 

Kalau mau cari versi videonya ada juga tuh di yutub. 

Oke, pesan moral yang bisa saya ambil adalah:

1. Tetaplah berjuang meskipun ada pihak-pihak yang meremehkan atau menolak. Masih ada jalan kesuksesan yang bisa kita lakukan, meskipun tanpa bantuan orang lain, seperti ekalaya yang belajar otodidak

2. Janganlah terlalau fanatik terhadap orang atau sesuatu, sehingga tidak bisa berpikir secara sehat seperti ekalaya

3. Tetaplah waspada selalu, karena pihak-pihak yang menjegal bisa dari orang yang kita percaya, seperti resi dorna

4. Unsur subjektivitas / anak emas selalu ada, tetap tunjukkan kemampuan kita, dan jangan melawan secara frontal, karena percuma bekingannya terlalu kuat hehe

5. Tidak semua sikap tulus diterima dengan baik, tetap hati-hati jangan sampai dimanfaatkan. Seperti ekalaya yang tulus mau belajar. Eeehh malah mustikanya diambil biar kalah lawan arjuna

6. Hukum sebab akibat itu selalu ada, seperti dorna yang menuai karma terhadap perlakuannya ke ekalaya, dengan terbunuh di perang bharatayuda 

Oke segitu dulu cerita saya tentang jagat pewayangan, yuk kita lestarikan budaya kita. 


1 komentar:

 

©Copyright 2011 Diewha Gredianto | TNB