Apa jadinya jika belasan ribu takir jenang dibagikan secara gratis kepada
masyarakat? Tentu akan sangat menyenangkan.
Itulah yang terjadi pada Festival Jenang Solo, Festival yang diselengarakan tiap tahun, dalam rangka memperingati hari jadi Kota Solo ini membagikan belasa ribu takir jenang gratis kepada masyarakat. Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara ini diselengarakan di kawasan ngarsopuro Solo. Festival ini berlangsung sejak pukul 07.30-10.00. belasan ribu jenang tersebut disajikan oleh puluhan stand yang ada di sepanjang kawasan ngarsopura. Stand-stand terdiri dari perwakilan kelurahan yang ada di Solo, ditambah beberapa lembaga dan instansi pemerintahan. Jenis jenang yang disajikan pun cukup banyak, bisa jadi puluhan, karena setiap stand menampilkan jennag yang berbeda-beda. Ada yang menarik di tahun 2017 ini, karena festival jenang kali ini, mengangkat unsur tradisi dalam penyelenggaraannya
Nuansa tradisi begitu kentara ketika para pengunjung datang ke stand festival jenang, para penjaga stand memakai pakaian adat lengkap dari daerah masing-masing. Ya, daerah masing-masing, karena dalam festival jenang ini tidak hanya menampilkan stand perwakilan dari kelurahan di Kota Solo tetapi juga stand daerah di luar Solo. Begitu pula dengan para PNS dan pejabat kota yang turut diundang ke dalam acara tersebut sama-sama memakai pakaian adat. Tak hanya dalam hal berbusana saja. Rangkaian acaranya pun kental dengan tradisi. Di awal acara masyarakat disuguhi dengan pertunjukkan tarian tradisional yang memukau. Beberapa saat kemudian terdengar suara tabuhan musik tradional yang awalnya sayup-sayup, namun semakin lama semakin terdengar keras. Ternyata suara tersebut berasal dari rombongan kirab pembawa jenang, suatu seremonial yang menandakan dimulainya festival jenang. Namun sayang, kirab yang menandai dimulainya festival jenang, baru datang pukul 09.00, padahal masayarakat sudah datang sejak pagi hari. Alhasil banyak masyarakat yang sudah “berburu” jenang di stand meskipun acara belum dibuka secara resmi.
Acara dibuka dengan penyerahan jenang kepada Walikota Solo, kemudian dilanjutkan dengan seremoni pembagian jenang kepada masyarakat. Jenang yang akan dibagi diletakkan di meja panjang di tengah-tengah area. Pengunjung banyak yang merapat ke tepi meja untuk bersiap-siap merebut jenang, hmmmm.. yaa.. begitulah.., meskipun secara konsep acara sebenarnya jenang tersebut dibagikan bukan direbut, beruntung terdapat pagar betis para panitia dan linmas yang mengamankan meja tersebut, sehingga masyarakat tidak megambil jenang sebelum aba-aba dimulai.
Daaaann... ketika aba-aba dimulai, langsung tanpa dikomando tangan-tangan pengunjung terjulur menuju meja untuk mengambil jenang, saya yang mengambil foto di pinggir meja ikut terdesak, yaa.. mau bagaimana lagi, ketika ada barang gratis, langsung deh pada mau cepet-cepetan dapet. Setelah meja jenang ludes oleh pengnjung masyarakat bisa berkeliling stand-stand jenang yang ada di sepanjang jalan ngarsopura. Namun, seperti yang saya katakan di atas, sebelum acara dibuka secera resmi masyarakat sudah banyak yang mengambil jenang duluan, sehinggga ketika acara dibuka secara resmi, hanya sedikit jenang yang tersisa di stand.
Akhir kata jenang memang tak bisa dipisahkan dari tradisi masyarakat, khususnya masyarakat jawa. Dalam setiap upacara atau peringatan adat hampir selalu ada jenang. Orang ganti nama, ada jenang abang, orang selesai punya hajat ada jenang sumsum, dan setiap jenang mengandung filosofi tersendiri, namun saya kurang mengerti bagian ini, mungkin akan saya posting ketika saya sudah mempelajarinya. Sangat tepat ide mengangkat jenang dalam nuansa tradisi. Sehinggga tak hanya kenikmatan dari rasa jenang saja yang akan dikenal masyarakat, tetapi juga kearifan lokal yang menarik.
Selamat ulang tahun Kota Solo, Sampai jumpa di Festival jenang 2018
Tips datang ke festival jenang:
1.
Datanglah
seawal mungkin, anda bisa berkeliling stand untuk melihat-lihat jenang apa saja
yang disajikan
2.
Usahakan
carilah info mengenai jenis jenang yang disajikan, mungkin ada bahan atau rasa
yang ada hindari. Jangan sampai anda sudah mengantri jenang lalu anda buang
karena anda tidak suka. Jika penjaga stand sibuk anda bisa bertanya kepada
pengunjung lain
3.
Tak
ada salahnya membawa sendok plastik dan tenpat sendiri, karena ada beberapa
stand yang jenangnya masih, tapi kehabisan tempat
4.
Nikmatilah
acara. Berdesak-desakkan adalah hal yang tak bisa dipungkiri dalam festival
jenang, namun nikmatilah sebagai bagian dari kisah perjalanan anda, jangan
justru menjadi penghambat.
0 komentar:
Posting Komentar