Hmmm.. Kalo melihat judul yang dari tata bahasa agak berantakan, mungkin temen-temen pada bingung, apa maksudnya
![]() |
Serpongku.com |
Jadi begini..
Beberapa waktu lalu saya membaca postingan Facebook dari siapa gitu (kalo udah ketemu ntar tak share) yang mengatakan bahwa 'mengapa sepakbola italia (juara euro 2020) dan negara eropa lainnya secara umum maju?' Karena disana banyak sekali fasilitas stadion dan juga banyak academi-academi sepakbola yang mumpuni.
Kalo dibandingan dengan Indonesia? Jelas, negara kita belum mampu mengimbangi ke arah sana, tapi bukan berati gak ada lho cabang olahraga yang fasilitasya semasif sepakbola di eropa
Dan cabang olahraga itu adalah badminton.
Coba lihat hampir di setiap kampung ada GOR badmintonnya, pun begitu dengan warga yang hobi memainkannya, mulai dari pemuda sampai bapak-bapak, mulai dari klub yang isinya atlet beneran, sampai 'klub' yang isinya para hobiis. Ya tentu selama pandemi kopid 19 ini orang yang main sudah berkurang, atau ga ada sama sekali karena GOR-nya ditutup satgas kopid 😳
Tapi seandainya saja ada survey yang meneliti 'berapa persen jumlah orang indonesia yang pernah memainkan badminton?' wah mungkin hasilnya akan luar biasa.
Karena badminton sangat membudaya di negeri kita.
Misal ketika di sekolah, eskul badminton hampir pasti ada, ketika bekerja tak jarang ada lomba badminton antar instansi, diluar itupun banyak klub hobiis seperti disebutkan diatas.
Saking banyak penggemarnya GOR badminton bisa menjadi tempat tongkrongan selain kopi shop.
Lah kok iso? La iya lah, kan line nya terbatas, sedangkan yang main banyak, ya otomatis harus giliran, jika udah dapet giliran main ya duduk-duduk sambil ngudut plus ngomentarin (baca: membully) temennya yang main, apalagi kalo mainnya blunder.
Kan mirip banget dg nongkrong di kopi shop, duduk, ngudut, ngomentarin kehidupan temen 😳
Orang yang rajin nongkrong biasanya mendapatkan give away, dan give away yang paling tepat bagi penongkrong GOR badminton adalah medali emas olimpiade dari atlet-atlet kita.
0 komentar:
Posting Komentar