Pasang surut valentino rossi di mata saya

Senin, 15 November 2021 0 komentar
Kompas.com


Kira-kira kelas 1 atau 2 SD salah seorang teman saya memainkan replika motor berfairing sambil bilang 'motore rossi.. Ngeng.. Ngeng..' ah siapa itu valentino rossi?? saya tak kenal, saya lebih kenalnya michael Schumacher.

Ya karena bapak saya lebih gemar nonton f1 ketimbang ketimbang motogp, sehingga nama michael Schumacher lebih akrab di telinga saya.

Namun lama-kelamaan namanya bintang besar yang dimuat di media mana-mana, ya jadi kenallah saya dengan valentino rossi sang pembalap yang tak terkalahkan di era 2000an awal.

Namun, saking gak terkalahkannya, saya melihat valentino rossi sebagai sosok yang bikin bosen motogp, menang terus gak seru. Sampai akhirnya rossi pindah ke tim yamaha camel, tim yang bapuk banget dimana rossi sering jatuh. Nah di moment itulah saya merasa semangat nonton motogp, tapi sebagai haters rossi. 'nah rasain lu dapet motor jelek biar ga juara mulu'. Bahkan saya salah satu orang yang nyukurke ketika rossi jatuh dan gelar juaranya diambil oleh nicky hayden. Hah.. Akhirnya ada juara baru di motogp, waktu itu tahun 2006.

Setahun kemudian 2007, muncul rider yang ok banget yaitu casey stoner. 'Wah motogp semakin seru nih' pikir saya. Namun ternyata orang yg mampu mengimbangi stoner ya si rossi ini. Gila salip2an mereka seru banget, hmm mulai ga begitu nge hate lagi nih sama rossi. Meskipun akhirnya stoner yang jadi juara dunia berikutnya. 

Dan ketika rossi juara dunia di 2008 dan 2009 rasa hate udah ga ada lagi. 

Di tahun 2010 rossi punya teammate sekaligus saingan, jorge lorenzo. Ga hanya di trek, tapi menurut saya, media sudah mulai bergeser dari rossi ke lorenzo. Di iklan-iklan motor yamaha muka lorenzo lebih mendominasi. Ya maklum, setelah 2009 rossi nggak pernah juara dunia lagi, sedangkan lorenzo juara dunia 2010, 2012

Kemudian di tahun 2013 keatas munculah marquez yang ga tersentuh, bikin mboseni. Nah dimomen inilah saya merindukan valentino rossi yang kompetitif, yang juara lagi mengalahkan marquez. 

Sebenarnya kesempatan ada di 2015, namun terlibat insiden dengan marquez yang menyebabkan rossi di penalti dan gelar melayang ke lorenzo. Jujur saya sangat sedih waktu itu, karena melihat realitab bahwa ini mungkin kesempatan rossi terkahir juara dunia, tahun2 depan mungkin susah karena sudah tua. Kekawatiran tersebut ternyata terbukti. 

Meskipun rossi terakhir juara dunia di 2009, namun sebenarya dia masih kompetitif setidaknya sampai tahun 2019, peringkatnya di klasemen akhir tak jauh2 dari 5 besar. Sebagai bintang iklan yamahapun masih laku. 

Bahkan karena sudah membalap selama puluhan tahun, nama rossi menjadi istilah sendiri. 

Misal ketika menyebut motor fairing dengan sebutan 'motore rossi'. 

Ketika melihat motogp bilangnya 'yuk nonton valentino rossi'. 

Ada pula istilah '... naik motor jangan ngebut2, kayak valentino rossi aja.. ' ga ada tuh orang yg bilang 'kayak marquez aja' hehe. 

Namun, namanya usia tidak pernah bohong di tahun 2020 ketika rossi berusia 41 tahun, penampilannya drop di peringkat 15 klasemen, dan akhirnya memutuskan pensiun di 2021.

Saya sebenarya sangat berharap rossi bisa meraih podium ke 200 di seri 2021. Namun apa daya, dengan umur 42, bisa mendapatkan poin saja sudah sangat bagus. 

Kini sudah tidak ada lagi nama rossi di trek motogp. Begitupula dengan istilah 'yuk nonton rossi', 'jangan ngebut2 kayak rossi saja..' 

Meskipun tidak ada di trek, rossi masih berkecimpung di dunia balap motor, sebagai pelatih di VR 46 academy, semoga dari saya muncul pembalap2 yang melegenda seperti rossi. 

Begitulah pasang surut saya mengenai Valentino Rossi, dari yang mulanya nggak kenal, menjadi haters, dan akhirnya susah berpisah dengannya


GRAZIE VALE



0 komentar:

 

©Copyright 2011 Diewha Gredianto | TNB