Thrifting tak sekedar cari harga miring

Jumat, 25 Februari 2022 0 komentar
Suasana event di conventian hall tirtonadi solo
@diewhagred 

Thrifting, suatu kegiatan yang digemari anak muda di masa kini, apa itu thrifting? bahasa gampangnya adalah berbelanja pakaian bekas. 

Literally pakaian bekas, pakaian yang bekas dipakai orang lalu dijual, bukan sisa produksi pabrik, lalu dijual. 

Sebenarnya praktik penjualan pakaian bekas sih sudah ada sejak lama, bahkan di masa kecil saya di tahun 90an, saya sudah menjumpai penjual pakaian bekas di kawasan gilingan, solo, kota tempat saya tinggal. Oh ya, sampai tulisan ini ditulis, kawasan tersebut masih dijumpai pedagang pakaian bekas. 

Penjual pakaian bekas di gilingan solo (2021)
Jualannya di trotoar
Solopos.com

Dulu istilah praktek penjual pakaian bekas di daerah sana itu bukan thrifting tapi awul-awul (awut-awutan dalam bahasa jawa) karena pakaian-pakaiannya dijual dengan cara digelar lesehan, jadi bertumbuk satu sama lain saling awut-awutan, ya mirip pakaian diskonan di mall yang di taruh di keranjang yang besar. 

Emang ada yang beli ya? Pakaian kayak gitu? 

Wah banyak, terutama pada waktu saya kecil, cuman pada waktu itu konsumennya biasanya dari kalangan pra sejahtera yang tidak sanggup beli pakaian baru, dan biasanya dari kalangan pekerja non formal, seperti tukang becak, juru parkir, dll.

Akan tetapi di tahun 2020an penjualan pakaian bekas juga mulai dilirik anak muda, istilah awul-awul atau ngawul pun berubah menjadi thrifting. 

Ada 2 hal sih yang membuat anak muda melirik. 

Yang pertama produk yang dijual bagus, dan yang kedua penjualnya pun sudah mulai mengerti fashion, nggak sekedar ngegelar baju gitu aja, sekarang digantung di hanger-hanger, mirip kayak di mall lah. 

Saya pertama kali ngethrift sih awal tahun 2021, setelah liat para youtuber thrifting. 

Nah salah satu youtuber tersebut ternyata thrifting di Kota Solo, tepatnya di pasar Notoharjo. 

Nah karena penasaran, saya pun kesana.

Susana pasar notoharjo solo
Solopos.com

Sesampainya disana nggak ada yang bikin excited sih. 

Iya produknya bagus, iya penataannya rapi di hanger. 

Tapi di benak saya cuman: 

"oooo.. Begini ta jualan baju bekas di jaman sekarang, sudah lebih rapi dan bersih dari jaman saya kecil" 

Dan saya pun pulang tanpa membeli baju apapun, karena tujuannya cuman mengobati rasa penasaran aja sih. 

Akan tetapi saya dibuat takjub dengan thrifting di akhir tahun, tepatnya di pertengahan desember 2021

Waktu itu ada sebuah event bursa pameran bekas di convention hall tirtonadi.

"ha.. Gak salah nih" pikir saya

Karena convention hall tirtonadi itu tempatnya lumayan mewah, bahkan beberapa minggu sebelum event thrifting, digunakan sebagai lokasi Solo Keroncong Festival, suatu event skala nasional. 

"Masa iya sih tempat sebagus itu buat jualan pakaian bekas" pikir saya. 

Yaudah, daripada penasaran saya pun menuji kesana. 

Sesampainya disana.. 

Busset ternyata pengunjungnya banyak banget, dan kalau dilihat dari penampilannya mereka ini anak-anak muda yang gaul lho, bukan anak muda yang kepepet gak punya duit lalu terpaksa beli baju bekas. 

Saya agak excited karena ketika mengunjungi Pasar Notoharjo, gak menjumpai banyak orang. 

Nah rupa-rupanya event tersebut memang berkonsep anak muda banget lah. 

Ada band-band'an ada bazar food truck juga. Persis kayak event clothingan pada umumnya, cuman yang ini versi bekas. 

Nah saya yang awalnya hanya pengen tahu aja, jadi kebawa vibe-nya buat ikut-an milah-milih baju. 

Segala jenis pakaian ada sih disana mulai dari celana, kaos, jaket, sepatu, topi, dll. 

Cuman yang paling banyak yang outer-outer semisal jaket, cardigan, slayer, mungkin karena outer nggak kena keringat langsung ya, jadi bekasnya masih banyak yang bagus untuk dijual.

Untuk harganya sendiri bervariasi. Akan tetapi 80% berkisar di harga 20-50 ribuan. 

Yang mahal itu biasanya hem flanel sekitar 80 ribuan. 

Jaket bermerk seperti adidas, nike 100 ribuan. 

Sepatu bermerk seperti vans, adidas 200ribuan

Suasana event di convention hall tirtonadi solo 
@diewhagred

Oke, apa menariknya event thrifting ini hingga diserbu anak muda? 

Kalau menurut saya sih ya:

1. Cari harga murah, ya jelas lah, kapan lagi dapet sepatu vans 200 ribu. 

2. Barang limited, nah kalo beli di thriftingan barangnya sangat kecil kemungkinan ada yang ngembarin, karena jualnya cuma satu-satu aja. 

3. Challenge, banyak anak muda yang melakukan challenge bersama temen-temennya, misal 100 ribu dapet apa aja, nanti yang paling banyak yang menang. 

Atau kalau tidak ada temen, challenge aja diri sendiri, misal saya bawa uang 50 ribu dapet apa aja ya.. Kan seru gitu, apalagi dapetnya barang branded, wah dobel-dobel senengnya. 

Jadi kesimpulannya thrifting tidak sekedar cari barang murah, namun ada juga hal yang menarik, seperti produk yang limited, sama punya potensi untuk melakukan challenge yang seru. 

Tips thrifting:

Kalau di pasar tradisional, perhatikan dengan cermat barang yang dijual, dan pintar-pintarlah menawar

Kalau di event, biasanya barang yang dijual sudah disortir dulu, dan dijual dengan harga pas. Jadi kalo udah merasa cocok, langsung aja dibeli, ingat barangnya hanya ada satu. 

Kalau pengen cari harga yang bener-bener murah, datanglah di hari terakhir, biasanya penjualnya banting harga, tapi dengan konsekuensi barangnya seadanya. 




0 komentar:

 

©Copyright 2011 Diewha Gredianto | TNB